Cari Blog Ini

Jumat, 19 November 2010

Para Penghuni Gua


Para Penghuni Gua
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai)
prasasti itu mereka, termasuk tanda-tanda Kami yang mengherankan.(QS Al Kahfi 9).
Surat ke 18 Al Qur’an dinamakan dengan “Al-Khaf” yang berarti “gua”, menceritakan tentang
sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua untuk bersembunyi dari penguasa yang
mengingkari Allah dan melakukan penindasan dan perbutan tidak adil atas mereka yang beriman. Ayatayat
yang menerangkan tentang hal ini adalah sebagai berikut :
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunya) prasasti
itu mereka, termasuk tanda-tanda Kami yang mengherankan?. (ingatlah) tatkala pemudapemuda
itu encari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami
berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang
lurus dalam urusan kami (ini)”.
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami
bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih
tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tingal (di dalam gua itu). Kami menceritakan
kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesunguhnya mereka itu adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka
petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka
berkata: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan
selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh
dari kebenaran”. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk
disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan
mereka). Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orrang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah?. Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain
Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan
sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan
kamu . Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit condong dari gua mereka ke sebelah
kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka dalam
tempat yang yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari anda-tanda (kebesaran) Allah.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang
siapa yang disesatkan-Nya maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang
dapat memberi petunjuk kepadanya.
Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan
mereka ke kanan dan kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu
11_para_penghuni_gua Page 5 of 16
5
gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan
melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.
Dan demikianlah Kami bangunkan merka agar mereka saling bertanya di antara mereka
sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapalamakah kamu berada
(disini)?”. Mereka menjawab” “Kita berada (disini) sehari atau etengah hari”. Berkata (yang lain
lagi) “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (disini). Maka suruhlah salah
satu orang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia
lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu,
dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada
seorangpun.
Sesungguhnya jika mereka dapat mengatahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar
kamu dengan batu atau memaksamu kembali kepada agama mereka dan jika demikian nisaya
kamu tidak akan beruntung selama-lamanya:.
Dan demikianlah (kami) mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu
mengetahui bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu
berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: “dirikanlah sebuah bangunan di atas
(gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa
atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan
diatasnya”. Nanti (ada orang yang akan ) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang
keempat adalah anjingnya dan (yang lain) mengatakan: “(jumlah mereka) adalah lima orang
yang keenam adalah anjingnya”, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib: dan (yang lain lagi)
mengatakan: “(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya” Katakanlah :
“Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka
kecuali sedikit”. Karena itu janganlah kamu (Muhammmad) bertengkar tentang hal mereka,
kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda
itu) kepada seorangpun diantara mereka.
Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap seuatu ; “Sesungguhnya aku akan
mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada
Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah; “Mudah-mudahan Tuhanku memberiku petunjuk
kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini”. Dan mereka tinggal di dalam gua mereka
tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
Katakanlah: ” Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-
Nyalah semua yang tersembunyi di langit dan bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan
alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada-
Nya’ dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”.
(QS Al Kahfi 9-26).
Menurut kepercayaan yang berkembang luas di kalangan pengikut agama Islam dan Kristen,
yang dimaksudkan dengan para Penghuni Gua adalah warga negara dari tiran yang kejam dari
kekaisaran Romawi bernama Decius. Dikarenakan menemui penindasan dan tindakan sewenang11_
para_penghuni_gua Page 6 of 16
6
wenang, sekelompok orang muda ini memperingatkan kaumnya berkali-kali untuk tidak meninggalkan
agama Allah. Ketidakacuhan dari kaumnya terhadap pesan-pesan tersebut dijawab dengan peningkatan
penindasan oleh pihak kekaisaran dan mereka diancam untuk dibunuh, hal ini mengakibatkan mereka
untuk meninggalkan rumah mereka (berlilndung).
Sebagaimana dikabarkan oleh catatan sejarah, pada saat itu, banyak kekaisaran yang
melaksanakan kebijakan teror secara meluas, penindasan dan tindakan sewenang-wenang terhadap
mereka yang percaya kepada agama Kristen dalam bentuk dan asalnya yang murni.
Dalam sebuah surat yang ditulis oleh Gubernur Romawi Pilinius (69-113 M) yang berada di
Barat Laut Anatolia kepada Kaisar Trayanus, ia menghubungkannya dengan “orang-orang Messiah
(Kristen) yang dihukum karena mereka menolak untuk menyembah patung dari sang kaisar”. Surat ini
adalah salah satu dokumen terpenting yang berkaitan dengan penindasan yang menimpa orang-orang
Kristen pada masa awalnya. Berada dalam situasi seperti ini, maka orang-orang muda ini yang
diperintahkan untuk tunduk kepada system yang non-agama dan untuk menyembah seorang kaisar
sebagai tuhan selain Allah, merekapun tidak menerima hal ini dan mengatakan :
dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata:
“Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia,
sesungguhnya kami kalu demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari
kebenaran”. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah).
Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka).
Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah?.(QS Al Kahfi 14-15).
Dengan memperhatikan daerah dimana Para Penghuni Gua hidup, terdapat beberapa pandangan
yang berbeda. Yang paling bisa diterima dengan akal daerah ini adalah Ephesus dan Tarsus.
Hampir semua sumber dari agama Kristen menunjukkan Ephesus adalah tempat dari Gua
dimana orang-orang muda yang beriman ini berlindung. Beberapa peneliti Muslim dan pengamat Al
Qur’an setuju dengan pendapat kaum Kristen tentang Ephesus. Beberapa yang lainnya menerangkan
dengan terperinci bahwa tempat tersebut bukanlah Ephesus, dan kemudian berusaha untuk membuktikan
bahwa kejadian tersebut terjadi di Tarsus. Dalam penelitian ini, kedua alternatif ini akan dibahas.
Lagipula, semua peneliti dan pengamat – termasuk kalangan Kristen – mengatkan bahwa kejadian
tersebut terjadi pada masa Kekaisaan Romawi Decius ( yang juga disebut dengan Decianus) sekitar 250
M.
Decius bersama dengan Nero dikenal sebagai Kaisar Romawi yang sangatlah sering menyiksa
kaum Kristen. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, ia mengesahkan sebuah hukum yang
memaksa semua orang yang berada di bawah kekuasaannya untuk melakukan sebuah pengorbanan
terhadap dewa-dewa Roawi. Seiap orang diwajibkan untuk melakukan pengorbanan terhadap dewadewa
ini dan mereka harus mampu menunjukkan surat sertifikat yang menyatakan bahwa mereka telah
melakukan pengorbanan tersebut yang harus mereka tunjukkan kepada petugas pemerintahan. Bagi
mereka yang tidak mematuhinya akan dibunuh. Dalam sumber-sumber Kristen hal ini dikatakan bahwa
11_para_penghuni_gua Page 7 of 16
7
sebagian besar dari kaum Kristen menolak perilaku musyrik ini dan melarikan diri dari “satu kota ke
kota lain” atau bersembunyi di tempat rahasia. Para Penghuni gua kemungkinan besar adalah salah satu
kelompok diantara para kaum Kristen awal ini.
Namun demikian ada satu hal yang harus ditekankan disini; topik ini telah diceritakan dalam
sebuah cerita (perilaku) oleh banyak ahli sejarah dan pengamat Islam dan Kristen, dan akhirnya berubah
menjdi sebuah legenda sebagai hasil dari penambahan-penambahan yang penuh dengan kepalsuan dan
cerita mulut ke mulut. Namun demikian, kejadian ini adalah benar-benar merupakan kenyataan sejarah
yang tidak apat diingkari.
Adakah Para Penghuni Gua berada di Ephesus
Sebagaimana diketahui kota dimana orang-orang muda ini hidup dan gua dimana mereka
berlindung, beberapa tempat diindikasikan dalam berbagai sumber yang berbeda. Alasan utama untuk
alasan ini adalah : orang-orang ingin percaya bahwa sebuah keteguhan hati dan keberanian dari orangorag
yang hidup dikotanya dan banyaknya kesamaan antara gua-gua yang ada di daerah tersebut.
Sebagai contoh, hampir di semua tempat ini terdapat tempat untuk menyembah dikatakan dibangun
diatas gua-gua.
Sebagaimana dikenal luas, Ephesus diterima sebagai sebuah tempat suci bagi orang Kristen,
karena dikota tersebut terdapat sebuah rumah yang dikatakan menjadi milik Perawan Maria dan yang
kemudian berubah menjadi sebuah gereja. Jadi sangatlah mungkin bahwa Para Penghuni Gua pernah
hidup disalah datu diantara tempat-tempat suci tersebut. Beberapa sumber Kristen bahkan menegaskan
bahwa tempatnya adalah disini.
Sumber tertua yang berkaitan dengan hal ini adalah dari seorang pendeta Syria bernama James
dari Saruc ( lahir 452 M). Ahli sejarah terkemuka Gibbon telah banyak mengutip dari penelitian James
dalam bukunya yang berjudul The Decline and Fall of the Roman Empire (Kemunduran dan runtuhnya
Kekaisaan Romawi). Berdasarkan buku ini, Kaisar yang melakukan penyiksaan tujuh pemuda pemeluk
agama Kristen dan memamksa mereka untuk bersembunyi di dalam gua adalah kaisar Decius. Decius
berkuasa di Kekaisaan Romawi antara 249-251 M dan masa pemerinahannya dikenal luas terhadap
penyiksaan yang dilakukan terhadap para pengikut Nabi Isa (Jesus). Menurut para pengamat Islam,
daerah dimana kejadian tersebut terjadi adalah “Aphesus” atau juga “Aphesos”. Menurut Gibbon nama
dari tempat ini adalah Ephesus. Terletak di pantai Barat Anatolia, kota ini adalah salah satu pelabuhan
dan kota terbesar dari kekaisaran Romawi. Saat ini reruntuhan dari kota ini dikenal sebagai “Kota Antik
Ephesus”.
Nama dari kaisar yang memerintah dalam masa ketika para Penghuni Gua dibangunkan dari
tidur mereka yang panjang adalah Tezusius menurut para peneliti Muslim, dan menurut Gibon adalah
Theodosius II menurut Gibbons. Kekaisaran ini berkuasa antra 408-450 M, setelah kekaisaran Romawi
berubah memeluk agama Kristen.
Menurut ayat dibawah ini, dalam beberapa komentarnya dikatakan bahwa pintu masuk dari gua
mengarah ke Utara sehingga sinar matahari tidak bisa menembus ke alam gua. Dengan demikian
seseorang yang melewati gua tersebut tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada didalamnya. Ayat
Al Qur’an yang berkaian dengan hal ini mengatakan :
11_para_penghuni_gua Page 8 of 16
8
11_para_penghuni_gua Page 9 of 16
9
11_para_penghuni_gua Page 10 of 16
10
Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit condong dari gua mereka ke sebelah kanan,
dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka dalam tempat
yang yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari anda-tanda (kebesaran) Allah.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang
siapa yang disesatkan-Nya maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang
dapat memberi petunjuk kepadanya.( QS Al Kahfi: 17)
Ahli Arkeologis Dr. Musa Baran menunjuk Ephesus sebagai tempat dimana sekelompok orang
muda yang beriman ini hidup, dalam bukunya yang berjudul “Ephesus” dia menambahkan :
Di tahun 250 SM, tujuh orang pemuda yang idup di Ephesus memilih untuk memeluk agama
Kristen dan menolak penyembahan terhadap berhala . Mencoba untuk mencari jalan keluar, sekelompok
pemuda ini menemukan sebuah gua yang berada di sebelah Timur lereng gunung Pion. Tentara Romawi
yang melihat ini dan merekapun membangun dinding di pintu gua tersebuti.
Saat ini, telah diketahi bahwa diatas reruntuhan tua dan kuburan ini banyak didirikan bangunan
religius. Penggalian yang dilakukan oleh Institut Arkrologi Austria di ahun 1926 mengungkapkan bahwa
reruntuhan yang ditemukan di lereng Timur dari gunung Pion merupakan sebuah bangunan yang
didirikan untuk kepentingan Para Penghuni Gua di pertengahan abad 7 (selama masa kepemimpinan
Theodosius II)ii.
Apakah Para Penghuni Gua ada di Tarsus ?.
Tempat kedua yang diajukan sebagai tempat dinama Penghuni Gua pernah hidup adalah Tarsus.
Ternyata memang benar terdapat sebuah gua yang mirip dengan gua yang disebutkan dalam Al Qur’an
yang terletak di sebuah gunung dikenal bail sebagai Encilus atau Bencilus yang terletak di Barat Laut
Tarsus.
11_para_penghuni_gua Page 11 of 16
11
Pendapat yang menyatakan bahwa Tarsus adalah tempat yang tepat adalah pandangan dari
banyak ilmuwan Islam. Satu dari salah seorang ahli tafsir terkemuka Al Qur’an, at-Tabari menetapkan
bahwa nama gunung dimana gua tersebut berada adalah “Bencilus”dalam bukunya yang berjuful
Tarikh al-Umam, dan ditambahkan bahwa gunung ini terletak di Tarsusiii.
Gua di Tarsus yang diduga merupakan gua yang dihuni para Penghuni Gua.
Ahli Tafsir Al Qur’an lain bernama Muhammad Emin menyatakan bahwa nama dari gunung
tersebut adalah “Pencilus” yang ada di Tarsus, yang kadang-kadang diucapkan sebagai “Encilus”.
Menurutnya perbeaan huruf disebabkan perbedaan pengucapan huruf “B” atau oleh hilangnya huruf dari
kata aslinya yang hal ini disebut dengan “historical word abrasion/ abrasi kata-kata sejarah)”iv.
Fakhrudin ar-Razi seorang ulama al-Qur’an terkenal yang lain, menerangkan dalam
penelitiannya bahwa : Meskipun tempat ini disebut dengan Ephesus, maksud dasarnya untuk
mengatakan Tarsus disini, sebab Ephesus hanyalah nama lain dari Tarsus”v.
Sebagai tambahan dalam tafsir Qadi al-Baidlawi dan an-Nasafi, dalam tafsir al-Jalalain dan
dalam at-Tibyan, dalam komentar-komentar dari Elmali dan O. Nasuhi Bilmen, dan banyak ilmuwan/
ulama lainnya, tempat ini ditunjuk sebagai “Tarsus”. Disamping itu kesemua ahli tafsir ini menerangkan
bahwa kalimat dalam ayat 17, “ matahari ketika terbit condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan
bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri” dengan mengatakan bahwa mulut gua di
pegunungan terlihat ke arah Utaravi.
Penghuni Gua menjadi subjek perhatian dan juga pada masa kekaisran Turki Usmani dan
banyak peneliti yang melakukan penelitian atas hal ini. Mereka mengadakan korespondensi dan
pertukaran informasi tentang hal ini dalam arsip perdana Menteri Turki Usmani. Sebagai contoh dalam
sebuah surat yang dikirimkan kepada Penguasa Perbendharaan Negeri Turki Usmani oleh pemerintah
local Trasus, terdapat sebuah permintaan resmi dan lampiran yang menyebutkan permintaan mereka
untuk memberikan upah kepada orang-orang yang berurusan dengan pembersihan dan pemeliharaan gua
Ashab al-Kahfi (Para Penghuni Gua). Dalam jawaban terhadap surat ini menyatakan bahwa agar gaji itu
11_para_penghuni_gua Page 12 of 16
12
bisa dibayarkan pada para pekerja dengan diambilkan dari perbendaharaan negara, perlu untuk
mengatahui apakah tempat ini adalah benar-benar merupakan tempat dimana Para Penghuni Gua pernah
berada. Penelitian yang dilakukan untuk tujuan ini sangatlah berguna dalam penentuan letak sebenarnya
dari gua tersebut.
Dalam sebuah laporan yang dipersiapkan setelah melakukan penyelidikan yang dilakukan oleh
Dewan Nasional, dikatakan bahwa : “ Disebelah Utara Tarsus, yaitu propinsi Adana terdapat sebuah gua
di gunung, dua jam dari Tarsus dan mulut gua tersebut nampak mengarah ke Utara sebagaimana
dinyatakan dalam Al Qur’an”vii.
Perdebatan yang berkembang atas siapa para Penghuni Gua, dimana dan kapan mereka hidup,
selalu mengarahkan pihak berwenang untuk mengadakan penelitian terhaap hal ini dan banyak komentar
dibuat atas hal ini. Namun belum satupun komentar-komentar ini yang dapat dipertimbangkan
kebenarannya, sehingga pertanyataan seperti ; pada masa yang manakah pemuda yang beriman ini hidup
dan dimanakah gua yang disebutkan dalam ayat Al Qur’an, sampai sat ini tetaplah tanpa jawaban yang
mendasar.
11_para_penghuni_gua Page 13 of 16
13
Kesimpulan
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan
bagaimana akibat (yang diderita )oleh orang-orang yang sebelum mereka?. Orang-orang itu
adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang
kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah tidak
sekali-kali berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri
sendiri. (QS ar Rum 9).
Semua kaum yang telah kita pelajari sampai dengan sekarang, mempunyai beberapa sifat-sifat
yang umum seperti : melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Allah, menyekutukan Allah dengan
yang lain, berlaku sombong di muka bumi, dengan sewenang-wenang menguasai tanah milik orang lain,
cenderung terhadap perilaku seksual yang menyimpang dan angkara murka. Kesamaan umum ciri-ciri
yang mereka miliki adalah penindasan dan ketidakadilan mereka terhadap kaum Muslim. Mereka
mencoba dengan setiap cara untuk menakut-nakuti kaum Muslim.
Tujuan dari peringatan-peringatan yang terdapat dalam Al Qur’an tentu saja tidaklah hanya
untuk memberikan berbagai pelajaran sejarah. Al Qur’an menyatakan bahwa cerita-cerita tentang para
nabi diceritakan hanya untuk memberikan sebuah “permisalan”. Para Nabi yang telah terlebih dahulu
meninggal haruslah membawa mereka yang datang setelah mereka ke jalan yang benar :
Maka tidaklah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami
membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat
tinggal umat-umat itu?. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang
yang berakal. (QS Thaha 128).
Jika kita menyadari semua ini merupakan “contoh-contoh/petunjuk” maka kita dapat melihat
bahwa sebagain dari masyarakat kita tidak lebih baik, dalam hal kemerosotan moral dan pelanggaran
dibandingkan dengan kaum-kaum yang dibinasakan dan yang disebutkan dalam kisah-kisah ini.
Sebagai contoh, sebagian besar masyarakat saat ini mempunyai jumlah pelaku sodomi dan
homoseksual yang sangat banyak yang mengingatkan kita kepada “kaum Lut”. Homoseksual,
melakukan pesta seks dengan “para pemuka dari suatu masyarakat”,mempertontonkan segala macam
penyimpangan seksual mengalahkan rekan-rekan mereka di Sodom dan Gomorrah. Khususnya
sekelompok orang dari mereka yang hidup dikota-kota besar di dunia yang telah “berkembang lebih
lanjut” daripada mereka yang ada di Pompeii.
Semua kaum yang telah kita pelajari diatas, mereka telah dibinasakan melalui berbagai macam
bencana alam seperti gempa bumi, badai, banjir dan sebagainya. Sama halnya, kaum-kaum yang tersesat
dan berani melakukan tindakan pelanggaran seperti halnya orang-orang di masa lalu, juga akan dihukum
dengan cara yang sama.
11_para_penghuni_gua Page 14 of 16
14
Seharusnya tidak kita lupakan bahwa Allah akan menghukum siapapun orang ataupun bangsa
bila Ia berkehendak. Atau Ia akan membiarkan brangsiapa yang Ia ingini untuk tetap hidup biasa di
dunia ini (meskipun mereka mengingkari ajaranNya- pen) namun menghukumnya di alam (akhirat)
nanti. Al Qur’an menyatakan :
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada ditimpa dengan
suara yang keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam
bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS Al
Ankabut 40)
Al Qur’an juga menceritakan tentang seorang penganut yang berasal dari keluarga Fir’aun dan
hidup dalam masa nabi Musa, namun yang menyembunyikan keimanannya. Ia berkata kepada kaumnya
“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa
kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) Seperti keadaan kaum Nuh, Aad, Tsamud dan
orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman
terhadap hamba-hambaNya.
Hai kaumku , sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggilmemanggil.
(yaitu) Hari ketika kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu yang
menyelamatkan kamu dari (azab) Allah , dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada
baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk. QS . Al-Mukmin: 30-33)
Semua Nabi dan Rasul memperingatkan kaumnya, menunjukan kepada mereka tentang Hari
Pembalasan/Kiamat dan mencoba membuat mereka takut akan azab dari Allah, sebagaimana yang
dilakukan pengikut yang menyembunyikan kepercayaannya ini. Kehidupan dari semua Nabi dan
pembawa risalah dikirimkan untuk menerangkan hal-hal ini kepada kaum mereka berulang-ulang kali.
Namun demikian, kebanyakan dari kaum dimana mereka diutus menuduh mereka sebagai penuh dengan
kebohongan, memperoleh keuntungan materi atau mencoba untuk memaksakan keunggulannya atas
mereka dan merekapun melanjutkan melakukan system mereka sendiri tanpa memikirkan apa yang
tekah dikatakan para nabi kepada mereka atau tanpa mempertanyakan perbuatan mereka. Banyak
diantara mereka yang telah bertindak terlalu jauh dan mencoba untuk membunuh atau mengusir para
pengikut nabi. Jumlah orang-orang yang percaya dan patuh, seringkali sangat sedikit. Namun
bagaimanapun juga dalam kasus masyarakat-masyarakat yang pengingkaran, Allah senantiasa hanya
menyelamatkan para Nabi dan pengikut-pengikutnya.
Meskipun ribuan tahun telah berlalu, dan terjadi berbagai perubahan dalam tempat, perilaku,
teknologi dan peradaban, namun belum banyak yang telah berubah dalam struktur sosial dan system dari
mereka yang tidak percaya yang telah disebutkan di atas. Sebagaimana telah ditekankan diatas, sejumlah
tertentu dari suatu masyarakat dimana kita hidup memiliki semua sifat-sifat corrupt dari kaum-kaum
11_para_penghuni_gua Page 15 of 16
15
yang disebutkan dalam Al Qur’an. Seperti halnya KaumThamud sebagai tolok ukurnya, saat ini juga
terdapat sejumlah besar pemalsu dan penipu. Keberadaan “komunitas homoseksual” yang dipertahankan
kapan saja bila perbuatan itu muncul, dan para anggotanya yang tidak berkurang sebagaimana kaum Lut
dalam perilaku penyimpangan seksual yang telah mencapai puncaknya. Sejumlah besar dari masyarakat
berlaku sebagaimana kaum Saba yang tidak bersyukur dan dan ingkar, tidak bersyukur atas kekayan
yang dianugerahkan kepada mereka sebagimana halnya kaum Iram, ketidakpatuhan dan penghinaan
terhadap para penganut sebagaimana kaum Nuh dan ketidakacuhan terhadap keadilan social
sebagaimana halnya kaum ‘Ad.
Dari sini terdapat tanda-tanda yang sangat jelas ….
Kita harus selalu mencamkan dalam pikian kira bahwa bagaimanapun perbedaan yang datang
dari berbagai masyarakat atau bagaimanapun tinggi tingkat teknologi,hal ini tidak ada artinya sama
sekali. Tidak ada satupun dari hal ini yang mampu menyelamatkan seseorang dari hukuman dan azab
Allah. Al Qur’an mengingatkan kita atas semua kenyataan ini :
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan
bagaimana akibat (yang diderita )oleh orang-orang yang sebelum mereka?. Orang-orang itu
adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang
kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah tidak
sekali-kali berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri
sendiri.(QS ar Rum 9).
“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
(QS Al Baqoroh 32 )
11_para_penghuni_gua Page 16 of 16
16
i Musa Baran, Eves, pp.23-24
ii L. Massignon, Opera Minora, v.III, pp.104-108
iii At-Tabari, Tarikh al-Umam
iv Muhammed Emin
v Fakhruddin ar-Razi
vi From the Commentaries of Qadi al-Baidawi, an-Nasafi, al-Jalalayn and at-Tibyan, also Elmalili, Nasuhi
Bilmen
vii Ahmet Akgunduz, Tarsus ve Tarihi ve Ashab-i Kehf (Ahmet Akgunduz, Tarsus and History and the
Companions of the Cave)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar